Menjelaskan Kepada Anak Tentang Tipu Daya Setan
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Menjelaskan Kepada Anak Tentang Tipu Daya Setan merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 17 Syawwal 1441 H / 9 Juni 2020 M.
Kajian Islam Ilmiah Tentang Menjelaskan Kepada Anak Tentang Tipu Daya Setan
Kita telah sampai pada bab penanaman rukun-rukun iman kepada anak-anak. Dan kita telah membahas poin kedua didalam bab ini yaitu menanamkan keimanan kepada para malaikat. Yaitu salah satu makhluk ghaib yang Allah ciptakan yang telah kita jelaskan sebelumnya apa saja yang harus kita sampaikan berkaitan dengan iman kepada malaikat ini kepada anak-anak. Tentunya menurut tingkatan usia mereka, memperkenalkan ada makhluk yang tidak kasat mata yang ada di sekitar kita yang senantiasa melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, hamba-hamba yang mulia, makhluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak pernah mendurhakai apa yang Allah perintahkan dan senantiasa berada di dalam ketaatan dan ibadah.
Dan malaikat-malaikat ini menjalankan tugas-tugas yang Allah bebankan kepada mereka. Ada yang bertugas untuk menyampaikan wahyu, ada yang bertugas untuk menurunkan hujan, ada yang bertugas untuk menanyai manusia di dalam kubur, ada yang bertugas untuk menjaga surga dan neraka, ada yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia dan banyak lagi tugas-tugas malaikat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan.
Dan jumlah malaikat adalah sesuatu yang tidak bisa dihitung oleh manusia.
وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ
“Tidak ada yang tahu tentara Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.” (QS. Al-Muddatsir[74]: 31)
Berikutnya, perkara yang perlu juga kita tanamkan berkaitan dengan makhluk gaib adalah adanya makhluk yang bernama Jin. Ini perlu kita tanamkan kepada anak-anak kita.
Di sana ada dua jin; jin yang mukmin dan ada jin yang kafir, ada jin yang taat dan ada jin yang durhaka. Dan jin yang durhaka ini disebut setan. Dan jelaskan juga kepada anak-anak kita tentang permusuhan setan terhadap manusia yang pemimpinnya adalah iblis. Iblis ini dari kalangan jin.
كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
“Dia adalah makhluk dari kalangan jin.” (QS. Al-Kahf[18]: 50)
Dia memimpin jin-jin yang durhaka dan membangkang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mereka disebut setan. Ini merupakan musuh manusia. Setan lah yang menyebabkan ibu bapak manusia (Adam dan Hawa) dikeluarkan dari surga. Setan adalah makhluk yang durhaka yang selalu berusaha menjauhkan anak Adam dari Allah dan dari surgaNya. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan kepada umat manusia agar mewaspadai godaannya dan membentengi diri mereka dengan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ini adalah perkara yang perlu kita sampaikan juga kepada anak-anak, kita katakan satu pelajaran yang mesti kita tanamkan kepada mereka supaya mereka mengetahui di dalam kehidupan ini bahwa manusia punya musuh. Permusuhan manusia dengan setan berbeda dengan perumusan manusia antar manusia. Bagaimanapun manusia itu memusuhi manusia lainnya, ada kata damai disitu. Orang-orang kafir yang memusuhi Nabi, ada kata damai, ada waktu-waktu berdamai dengan musuh-musuh dari kalangan manusia ini. Tapi permusuhan manusia dengan setan tidak ada kata damai, setan tidak pernah menerima perdamaian dengan manusia. Karena sudah sumpahnya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengeluarkan siapa yang mereka mampu untuk menguasainya dari surga dan membawa bersama mereka ke dalam neraka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menceritakan ini di dalam Al-Qur’an kepada manusia, maka kita perlu juga menyampaikannya kepada anak cucu kita. Allah mengatakan dalam surat Al-A’raf ayat 27:
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿٢٧﴾
Wahai anak cucu Adam (kita dan anak-anak kita diseru oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam ayat ini), jangan sampai kamu tertipu oleh setan, iblis dan pengikutnya sebagaimana halnya setan telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga (yaitu iblis tentunya yang membisikkan was-was kepada Adam dan istrinya seolah-olah keduanya adalah penasehat bagi Adam dan Hawa) padahal iblis berusaha untuk menggelincirkan Adam dan menjatuhkannya dalam perbuatan yang melanggar perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.Yaitu untuk memakan buah dari pohon yang Allah melarang Adam dan istrinya untuk mendekatinya. Dan iblis menamai buah itu sebagai buah keabadian, kerajaan yang tidak fana untuk memancing Adam dan istrinya mendekati pohon itu bahkan bukan hanya mendekati tapi juga memakan buahnya. Dan istrinya tidak menyadari akibat dari perbuatan melanggar perintah Allah itu. Keduanya baru menyadarinya ketika sudah melanggar larangan itu. Allah mengatakan:
كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ
“Sebagaimana setan telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga.”
يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا
“Dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya.”
Itu memang tujuan iblis dan pengikutnya, yaitu menanggalkan pakaian anak Adam agar terlihat auratnya. Kalau kita lihat sekarang banyak setan-setan dari kalangan manusia yang berusaha untuk menanggalkan pakaian anak Adam ini sehingga terlihat aurat mereka. Kalau kita lihat sekarang banyak orang-orang yang menjajakan auratnya, menampakan auratnya, berpakaian tapi telanjang, seperti yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jelaskan bahwa ada nanti wanita-wanita:
نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ
“Berpakaian tapi telanjang, yaitu menampakan aurat mereka.” (HR. Muslim)
Inilah yang diinginkan oleh iblis terhadap bapak dan ibu manusia, yaitu Adam dan istrinya hingga tanggallah pakaian keduanya dan terlihatlah aurat keduanya.
فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا
“Maka Adam dan Hawa memakan buah dari pohon terlarang itu hingga tanggallah dari keduanya pakaian mereka sehingga terlihatlah aurat mereka.” (QS. Thaha[20]: 121)
Ini merupakan akibat dari perbuatan dosa yang akan melahirkan kehinaan. Adam tidak menyadari sebelumnya apa akibat dari memakan buah itu yang mana Allah telah melarang untuk mendekati pohon itu. Dan ketika Adam melanggarnya, Adam lupa terhadap larangan Allah itu:
…وَعَصَىٰ آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَىٰ ﴿١٢١﴾
Adam lupa terhadap perintah Allah dan Adam tergelincir, maka Adam ‘Alaihis Salam baru menyadari akibatnya. Yaitu tanggallah dari keduanya pakaian mereka hingga terlihatlah auratnya. Itu adalah akibat dari melanggar perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Artinya pasti ada dampak dari perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan oleh manusia. Walaupun mereka sebelum melakukan dosa itu tidak menyadari apa akibat yang akan terjadi dari perbuatan dosa yang mereka lakukan.
Misalnya riba, orang-orang yang memakan riba mengira dengan riba mereka bisa kaya. Mungkin kelihatannya mereka kaya, tapi mereka tidak menyadari akibat buruk sesudah itu. Banyak yang hina, menderita, sengsara, akibat riba. Itu salah satu contoh. Perbuatan dosa itu ketika dilakukan, seolah-olah tidak ada akibat, tapi setelah itu barulah terasa akibatnya.
Seperti kita meminum sesuatu yang manis. Ketika minum memang terasa manis. Tapi ternyata besok tenggorokan kita pun menjadi gatal, kita batuk-batuk, mungkin kita sakit perut karena makanan tersebut. Seperti itu perbuatan dosa dan maksiat. Cepat atau lambat akibatnya akan nampak.
Ini harus kita ceritakan kepada anak-anak kita. Kisah ini adalah kisah yang luar biasa yang bisa kita petik ibrah darinya ketimbang kita menceritakan kisah-kisah yang tidak jelas. Banyak kisah-kisah dalam Al-Qur’an yang mengandung banyak sekali manfaat dan sarat akan faidah. Diantaranya adalah kisah Adam dan iblis ini. Bagaimana Adam akhirnya harus meninggalkan surga karena bujuk rayu dan tipu daya iblis.
Simak pembahasan lengkapnya pada menit ke-12:36
Download mp3 Kajian Islam Tentang Menjelaskan Kepada Anak Tentang Tipu Daya Setan
Podcast: Play in new window | Download
Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48542-menjelaskan-kepada-anak-tentang-tipu-daya-setan/